TIMIKA, nemangkawipos.com – Dinas Ketahanan Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Mimika, provinsi Papua Tengah, gelar Pelatihan Pengolahan bahan Pangan Lokal guna mendorong dan meningkatkan kreaktifitas masyarakat kabupaten Mimika, agar mengkonsumsi pangan lokal yang berbasis sumber daya lokal. Pada Selasa (25/6/2024).
Selain itu, Pelatihan pengolahan pangan lokal ini, digelar di Aula Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mimika. Pelatihan ini, berlangsung selama 5 hari dari hari Selasa 25 Juni 2024 sampai hari Sabtu 29 Juni 2024. Pelatihan ikuti oleh perwakilan 6 Distrik yang terdiri dari 60 peserta.
Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi dan Keuangan Inosensius Yoga Pribadi S.H., M.H dalam sambutannya mewakili Bupati Mimika, menyampaikan bahwa keberagaman pangan lokal yang ada di Kabupaten Mimika, belum mampu dimanafaatkan secara optimal. Menurutnya, produksi olahan pangan lokal memiliki peluang yang tinggi apabila dikelola dengan baik.
“karenanya, pangan lokal harus terus didorong dan dikembangkan menjadi produk olahan pangan sehat dan aman, berdaya saing dan bernilai jual, serta produk olahan yang berkelanjutan,” Ucapnya.
Ia juga melanjutkan, bahwa guna mempercepat penganekaragaman (diversifikasi) konsumsi pangan pokok lokal, maka masyarakat diajak untuk gemar mengkonsumsi makanan pokok lokal.
“Penganekaragaman pangan dilaksanakan dengan berbagai metode, seperti melalui kegiatan pelatihan pengolahan pangan lokal (P2PL) ini, dan sangat diharapkan dapat meningkatkan gerakan diversifikasi pangan, khususnya pangan sumber karbohidrat, dalam rangka mendukung pemantapan ketahanan pangan nasional dan daerah,” pungkasnya.
Ia berharap, melalui kegiatan Pelatihan Pengolahan Pangan Lokal (P2PL) ini, para perserta dapat menggali potensi pangan lokal dalam berbagai inovasi varian untuk mendukung dalam pengembangan usaha di kabupaten mimika.
Selain itu, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Mimika, I nyoman dwitana menyampaikan bahwa, kegiatan pelatihan ini mendatangkan narasumber yang kompeten dari balai teknologi Papua dan dari pusat,
Ia berharap, peserta bisa cepat memahami teknologi dan ilmu-ilmu pengelolaan pangan lokal, sehingga perubahan budaya konsumsi dari beras ke pangan lokal yang diproduksi sendiri bisa lebih cepat.