TIMIKA, nemangkawipos.com – Meningkatkan keterampilan sumber daya manusia, PT Freeport Indonesia melalui Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) mengelar pelatihan kepada anak asli Papua (OAP).
Sebanyak 127 orang putra-putri asli Papua akan mengikuti program pelatihan dan magang di area kerja PT Freeport Indonesia. Program tersebut sudah berjalan sejak Tahun 2003 dengan total apprentice kurang lebih 4000 orang dimana 70-80 persen bekerja di PT Freeport Indonesia maupun kontraktor dan privatisasi. Jumat, (03/05)2024).
Dalam acara pembukaan yang digelar di Multipurpose Building Kuala Kencana, Senior Vice President Sustainable Development PTFI, Nathan Kum, menyampaikan bahwa program pelatihan ini merupakan komitmen jangka panjang perusahaan untuk memperkuat tenaga kerja lokal, terutama bagi suku Amungme dan Kamoro.
Selain itu, PTFI juga berharap agar program ini akan meningkatkan kemandirian ekonomi di wilayah Mimika dan memberikan peluang bagi generasi Papua untuk berkembang.
“Ini adalah salah satu upaya penanganan ketenagakerjaan yang dilakukan Freeport Indonesia berkolaborasi dengan pemerintah, di tengah tingginya angkatan kerja di Kabupaten Mimika,” kata Nathan Kum.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mimika, Paulus Yanengga, memberikan apresiasi atas upaya Freeport Indonesia dalam pengembangan sumber daya manusia Papua. “Ini adalah jawaban dari pertanyaan tentang apa yang Freeport buat, jadi kita patut apresiasi,” ungkap Paulus.
Untuk itu ia menekankan kepada seluruh peserta untuk menjaga sikap disiplin dan integritas dalam dunia kerja. Pemerintah kata dia, akan terus membangun kolaborasi dengan perusahaan untuk memastikan keberlanjutan program ini.
General Superintendent Nemangkawi Mining Institute, Susan Kambuaya, mengungkapkan bahwa peserta pelatihan telah melalui serangkaian proses seleksi. Ada sekitar 4900 pelamar dan yang dinyatakan lulus sebanyak 130 orang untuk mengikuti pelatihan, namun 3 diantaranya mengundurkan diri.
Para apprentice ini akan menjalani pelatihan selama setahun. Enam bulan mendapatkan teori dan enam bulan praktek lapangan. Selama pendidikan, peserta akan mendapatkan uang saku dan fasilitas kesehatan, insentif tambahan untuk praktek dan bekerja pada hari libur.
Pelatihan kali ini difokuskan untuk enam jurusan diantaranya Elektrik yang diikuti 10 orang, welder 22 orang, operator alat berat 30 orang, mekanik alat berat 22 orang, mekanik mesin pabrik 24 orang dan miner 19 orang.
Frederika Natkime, salah satu peserta pelatihan, mengungkapkan harapannya untuk bekerja di Freeport setelah menyelesaikan pelatihan. Selama proses pendaftaran, Frederika yang berasal dari Kampung Banti, Distrik Tembagapura ini merasa sangat dimudahkan dan dibantu oleh tim.