Warga Tipuka Sambut Meriah Dessy Putrika dengan Tarian Seka Kamoro

TIMIKA, Nemangkawipos.com– Ratusan warga Kampung Tipuka, Distrik Mimika Timur, menyambut kedatangan Ketua Fraksi Demokrat DPRK Mimika, Dessy Putrika, dengan penuh sukacita, Sabtu (30/8/2025). Dentuman tifa dan tarian seka khas Kamoro menggema sejak pagi, membuat suasana kampung berubah menjadi pesta rakyat.

Bagi warga, kehadiran Dessy bukan sekadar kunjungan politik, melainkan pertemuan yang dirasakan seperti menyambut keluarga.

“Ini seperti menyambut anak pulang ke rumah,” ujar seorang warga tua dengan mata berbinar.

Kunjungan ini bertepatan dengan rangkaian perayaan HUT ke-24 Partai Demokrat. Sejumlah kegiatan digelar, mulai dari lomba tarian tradisional antar-RT, pemberian vitamin untuk balita, kerja bakti, hingga makan bersama warga. Dessy juga memberikan bantuan untuk renovasi rumah ibadah.

“Lomba tarian adat bukan hanya hiburan, tapi cara melestarikan budaya Kamoro agar tidak hilang, bahkan bisa dikenal hingga tingkat internasional,” kata Dessy.

Kepala Distrik Mimika Timur, Bakri Athoriq, menyebut momen ini bersejarah.

“Sudah lama kami menanti. Kehadiran Ibu Dessy membuat kami merasa diperhatikan kembali,” ungkapnya.

Kepala Kampung Tipuka, Polce Muka, juga mengapresiasi kegiatan yang menurutnya memberi energi baru bagi masyarakat.

Senada dengan itu, anggota DPRK Mimika, Dominggus Kapiau, menekankan pentingnya menjaga warisan leluhur.

“Tradisi Kamoro harus terus hidup. Hari ini kita lihat bagaimana generasi muda ikut melestarikan tarian adatnya,” katanya.

Plt Sekretaris DPC Demokrat Mimika, Christian Salaka, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari “September Ceria” Demokrat. “Perayaan HUT ke-24 ini mengangkat tema Mengawal Pembangunan untuk Indonesia Maju dan Sejahtera. Kehadiran Ibu Dessy membuktikan Demokrat selalu dekat dengan masyarakat,” ujarnya.

Acara ditutup dengan pengumuman pemenang lomba tarian, sorak-sorai anak-anak, serta makan bersama di meja panjang. Lebih dari sekadar perayaan, kegiatan di Tipuka menghadirkan wajah politik yang humanis, membumi, dan berpijak pada kearifan lokal.