Timika,nemangkawipos.com – Tokoh Intelektual Amungme, Edison Bukaleng Menolak Pembahasan Amdal yang dilakukan oleh PT Freeport Indonesia di Jakarta pada beberapa waktu yang lalu, penolakan ini disampaikan pada Jumat, 26/01/2024 di salah satu cafe Jalan Budi Utomo Timika, Papua Tengah.
PTFI dinilai tidak representatif dalam pembahasan Analisis dampak lingkungan karena tidak melibatkan pemilik hak ulayat, tokoh intelektual, tokoh adat dan tokoh masyarakat. Pembahasan tersebut hanya melibatkan kepala-kepala kampung.
Tokoh Intelektual Amungme, Edison Bukaleng mengatakan menejemen PTFI harus memperhatikan dan mengakomodir tokoh intelektual, tokoh adat, tokoh masyarakat dan pemilik hak ulayat yang terkena dampak limbah untuk terlibat dalam pembahasan Amdal SCROLL TO RESUME CONTENT
Jika tidak ada perwakilan tokoh intelektual dalam pembahasan tersebut maka tentunya akan membahayakan pemilik hak ulayat. Saat ini Pemerintah Indonesia dan pihak PTFI telah menandatangani perpanjangan kontrak hingga 2061, namun hingga saat ini kesejahteraan masyarakat tidak diperhatikan.
Selain pemilik hak ulayat, tokoh intelektual, tokoh adat, dan tokoh masyarakat, PTFI juga harus melibatkan kampung Tsinga, Waa, dan Arawandop.
“Saya sebagai intelektual dan pemilik hak ulayat menyatakan pembahasan Amdal batal karena tidak melibatkan tokoh intelektual, pemilik hak ulayat, tokoh adat dan masyarakat” Tuturnya.
Ia mengungkapkan bahwa masyarakat telah mengalami kerugian seperti hilangnya tempat-tempat untuk berkebun dan tempat-tempat adat pemilik hak ulayat dan kerusakan lingkungan.
Dengan kerugian tersebut maka pihaknya tidak mau dirugikan yang kedua kalinya sehingga Ia menekankan agar pembahasan Amdal yang telah dilakukan agar dibatalkan.
Edison berharap agar pembahasan Amdal seharusnya dilakukan secara baik dan disosialisasikan kepada masyarakat.Tokoh Intelektual Amungme Menolak Pembahasan Amdal oleh PTFI di Jakarta.