TIMIKA, NemangkawiPos.com – Ketua Aliansi Pemuda Amungsa (APA) Kabupaten Mimika, Hellois Kemong, menyampaikan kekecewaannya terhadap PT Freeport Indonesia yang dinilai belum memberikan akses dan kesempatan kerja yang adil bagi Orang Asli Papua (OAP), khususnya bagi dua suku pemilik hak ulayat dan lima suku kerabat di sekitar wilayah tambang.
“Saya sangat kecewa terhadap PT Freeport Indonesia yang sudah lama beroperasi, namun hingga kini belum secara maksimal membuka peluang kerja bagi Orang Asli Papua, terutama bagi dua suku pemilik hak ulayat dan lima suku kerabatnya,” tegas Hellois dalam keterangannya di Timika, Jumat (11/4/2025).
Tak hanya itu, Hellois juga mengungkapkan keresahan masyarakat atas munculnya salah satu perusahaan baru yang dinilai tidak bertanggung jawab. Perusahaan tersebut disebutkan beroperasi tanpa seizin dua lembaga adat resmi, yakni Lemasa (Lembaga Masyarakat Adat Suku Amungme) dan Lemasko (Lembaga Masyarakat Adat Suku Kamoro).
“Ini harus menjadi perhatian serius dan dievaluasi oleh pihak PT Freeport Indonesia. Jangan hanya mengambil hasil dari tanah ini, sementara masyarakat adat justru menjadi pengangguran di atas wilayahnya sendiri,” lanjutnya.
Sebagai pimpinan organisasi kepemudaan dari suku Amungme, Hellois menegaskan bahwa tindakan perusahaan tersebut telah mencederai kepercayaan masyarakat lokal.
“Saya berharap perusahaan tersebut segera angkat kaki dari Tanah Amungsa dan Bumi Kamoro karena telah mencoreng nama baik Mimika. Jangan abaikan suara rakyat yang menjaga tanah ini sejak dulu,” tutup Hellois.