Example floating
Example floating
Example 728x250
HUKRIM

TPNPB Kodap XIII Kegepa Nipouda Paniai Akui Bertanggung Jawab atas Pembunuhan Tukang Ojek di Enarotali

1848
×

TPNPB Kodap XIII Kegepa Nipouda Paniai Akui Bertanggung Jawab atas Pembunuhan Tukang Ojek di Enarotali

Sebarkan artikel ini

Foto: Tampak korban tergeletak di jalan

Example 468x60

TIMIKA,nemangkawipos.com – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XIII Kegepa Nipouda Paniai mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang tukang ojek di sekitar Pelabuhan Aikai, Distrik Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, pada Jumat (21/2/2025) pukul 06.00 WIT.

Menurut pernyataan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, dalam siaran persnya, pihaknya telah menerima laporan resmi dari TPNPB OPM wilayah Paniai terkait insiden tersebut.

“Para kombatan TPNPB menyatakan bahwa tukang ojek tersebut dieksekusi mati karena dicurigai sebagai intelijen aparat keamanan yang menyamar sebagai pengojek,” ujar Sebby Sambom.

Baca Juga :

Sebby Sambom menegaskan bahwa TPNPB-OPM telah mengambil keputusan untuk memperingatkan masyarakat non-Papua agar tidak berada di wilayah konflik.

“Ini bagian dari peringatan kami agar di wilayah konflik tidak ada warga yang berkeliaran, baik itu tukang ojek, suster, mantri, guru, dan sebagainya,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa masyarakat dari luar Papua sebaiknya meninggalkan daerah konflik dan kembali ke tempat asal mereka.

“Kami sudah ambil keputusan, siapapun yang datang ke daerah konflik tidak usah masuk ke daerah konflik. Cari apa Anda di sini? Kembali ke daerah Anda dan cari makan di sana,” tegasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, aparat keamanan belum memberikan keterangan resmi terkait insiden ini maupun langkah-langkah yang akan diambil untuk menangani situasi keamanan di wilayah tersebut.

Masyarakat di Kabupaten Paniai dan sekitarnya diimbau untuk tetap waspada dan menghindari aktivitas di wilayah yang dianggap rawan konflik.

Example 120x600

Respon (1)

  1. OAP/KKB tdk punya hati nurani buat kami pendatang yg ad di pedalaman.kita pendatang jga punya HAM sebagai warga negara TPI kita di Papua soalh” di liht kaya biantang yg di tindah yang di bunuh seperti layaknya binatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *