WAMENA, nemangkawipos.com – Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Pegunungan merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan daerah ini sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB). Di tengah semangat perubahan dan harapan baru, saya mengajak seluruh elemen pemerintahan, khususnya para bupati di delapan kabupaten, untuk menjadikan pemetaan wilayah sektor ekonomi sebagai agenda prioritas dalam 100 hari kerja pertama.
Langkah ini sangat mendasar dalam membangun arah pembangunan yang tepat sasaran dan berbasis pada kekuatan lokal. Dengan memahami potensi ekonomi secara menyeluruh dan mendetail, Papua Pegunungan dapat mempercepat pertumbuhan yang merata dan berkelanjutan, mulai dari kampung hingga pusat kabupaten.
Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lokal Pemetaan ini akan sangat berguna dalam mewujudkan kemandirian pangan daerah.
Sektor-sektor seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata berbasis budaya harus mulai ditata secara serius. Para petani kopi, pengelola madu hutan, pengrajin buah merah, serta pelaku UMKM di sektor agro dan wisata merupakan ujung tombak ekonomi kerakyatan. Mereka perlu didukung melalui akses pendampingan, pelatihan, hingga modal usaha yang berkelanjutan.
Sektor pariwisata di Papua Pegunungan menyimpan kekayaan luar biasa—dari alam yang masih murni, budaya yang otentik, hingga keramahan masyarakat adat. Ini adalah aset strategis yang dapat menarik investor dengan visi jangka panjang. Namun, investasi yang masuk harus diarahkan pada pembangunan yang berbasis kearifan lokal, menjunjung prinsip keadilan sosial, dan menjadikan masyarakat sebagai mitra utama, bukan hanya objek pembangunan.
Akses, Infrastruktur, dan Pelayanan Dasar tidak ada pembangunan tanpa akses. Maka pemetaan juga harus menyentuh aspek konektivitas antar kampung, infrastruktur dasar, layanan kesehatan, dan pendidikan. Peta potensi dan tantangan ini akan membantu pemerintah merumuskan kebijakan yang lebih tajam, efektif, dan berpihak kepada masyarakat adat di pelosok.
Pemetaan bukan sekadar data, melainkan instrumen strategis yang dapat mengidentifikasi akar persoalan dan merancang solusi yang tepat di bidang ekonomi, sosial, maupun pelayanan publik. Dengan pendekatan yang kolaboratif dan inklusif, kita bisa memastikan bahwa Papua Pegunungan tidak berjalan tanpa arah, melainkan tumbuh dengan fondasi yang kuat dan visi yang jelas.
Momentum 100 hari kerja ini harus dimanfaatkan untuk melangkah dengan berani dan strategis. Mari kita bangun Papua Pegunungan melalui kerja nyata, dialog terbuka, dan kolaborasi antarpihak.
Semoga gagasan ini dapat menjadi kontribusi awal bagi kita semua dalam membangun masa depan Papua Pegunungan yang lebih baik dan bermartabat.
Salam sehat selalu, bapak/ibu/saudara-saudari sekalian. Wa wa wa wa wa wa… Leyowa! Timika, 24 April 2025