Example floating
Example floating
Example 728x250
Masyarakat

Legislator Papua Tengah Desak Freeport: Perbaiki Infrastruktur dan Kesejahteraan Masyarakat Amungme

881
×

Legislator Papua Tengah Desak Freeport: Perbaiki Infrastruktur dan Kesejahteraan Masyarakat Amungme

Sebarkan artikel ini

PTFI tidak bisa hanya memberikan bantuan skala kecil, sementara emas dan tembaga terus dieksploitasi dalam jumlah besar.

{"data":{"pictureId":"12433f2b09a44606a2481474736bce28","appversion":"5.7.0","stickerId":"","filterId":"2960670","infoStickerId":"","imageEffectId":"","playId":"","activityName":"","os":"android","product":"retouch","originAppId":"7356","exportType":"","editType":"","alias":"","enterFrom":"enter_launch","capability_key":["filter"],"capability_extra":{"filter":["2960670"]},"campaign_key":"","sub_campaign_key":"","campaign_token":""},"source_type":"hypic","tiktok_developers_3p_anchor_params":"{"client_key":"awgvo7gzpeas2ho6","template_id":"","filter_id":["2960670"]}"}
Example 468x60

TIMIKA,Nemangkawipos.com – Anggota DPR Papua Tengah, Araminus Omaleng, mengkritik PT Freeport Indonesia (PTFI) atas minimnya kontribusi dalam membantu masyarakat Kampung Aroanop, Distrik Tembagapura, terutama terkait persoalan air bersih dan infrastruktur bagi masyarakat Amungme yang tinggal di sekitar tambang.

Kritik ini muncul setelah PTFI memberikan bantuan material berdasarkan permohonan dari Badan Pengurus Sekolah Teologia Pertama di Aroanop (No. 01/SP/BPS/PA/XI/2024, tertanggal 21 November 2024).

Example 300x600

Permohonan ini ditandatangani oleh Kepala Sekolah, Vic. Simson Janampa, dan Sekretaris, Pdt. Ismail Kum, yang meminta bantuan berupa:

Baca Juga :

Selang air 4 inci sebanyak 5 roll

Cat kayu 50 kaleng

Cat putih 20 kaleng

Menindaklanjuti permohonan tersebut, tim Community Infrastructure Development (CID) PTFI menyerahkan bantuan pada 12 Februari 2025, berupa:

Pipa air 2 inci sepanjang 500 meter (5 roll)

Cat furnish 3 karton

Sambungan pipa 10 buah

Bantuan makanan (Bama meal box dan Bama mentah) yang diserahkan di Opitawak

Perwakilan Community Liaison Officer (CLO) dan CID PTFI menyatakan bahwa kondisi keamanan di wilayah Aroanop masih belum stabil, sehingga keterlibatan perusahaan dalam proyek ini masih terbatas. Kegiatan ini juga dihadiri oleh pihak keamanan TNI yang bertugas di Banti guna memastikan keamanan distribusi bantuan.

Namun, Araminus Omaleng menilai bahwa alasan tersebut tidak dapat diterima. Menurutnya, dampak operasi tambang Freeport terhadap masyarakat Amungme sudah terjadi sejak lama dan bersifat permanen, sehingga perusahaan harus lebih serius dalam memberikan solusi berkelanjutan.

Menurutnya masyarakat dunia kini semakin menyadari bahwa suku Amungme, yang tinggal di kaki Gunung Nemangkawi, hanya beberapa kilometer dari tambang terbesar di dunia di Tembagapura, masih hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

“Banyak yang berpikir masyarakat di sekitar tambang hidup bahagia karena adanya Freeport. Tetapi kenyataannya, setelah puluhan tahun Freeport beroperasi, kehidupan masyarakat masih menyedihkan. Rumah tidak layak, jalan rusak, dan fasilitas dasar pun masih kurang,” tegasnya kepada Nemangkawi Pos pada (14/2/2025).

Lebih lanjut, ia mengecam minimnya kontribusi Freeport terhadap pembangunan infrastruktur. Menurutnya, bantuan pipa air minum untuk Kampung Aroanop tidak sebanding dengan ratusan ton emas yang dieksploitasi Freeport setiap tahun.

“Saya berani bicara ini karena saya juga anak dari Kampung Opitawak. Saya tahu persis bagaimana kondisi di sana. Masyarakat masih harus berjalan kaki jauh, memikul barang, tanpa infrastruktur yang layak. Ini sangat menyedihkan. Freeport harus malu dengan keadaan ini!” ujar legislator muda itu.

Lanjutnya ia menyampaikan bahwa DPR Papua Tengah akan melayangkan surat resmi kepada PT Freeport Indonesia untuk membahas permasalahan ini.

“Saya mewakili DPR Papua Tengah akan mengundang Freeport dan departemen terkait untuk duduk bersama tokoh-tokoh masyarakat Amungme, kepala suku, tokoh gereja, dan semua elemen masyarakat di Tembagapura,” jelasnya.

Pembahasan harus berfokus pada dampak langsung yang dialami masyarakat sekitar tambang, termasuk kondisi jalan rusak, infrastruktur yang buruk, dan sulitnya akses layanan dasar seperti air bersih.

“Kita harus bicara soal dampak langsung di bawah kaki Gunung Nemangkawi ini. Freeport harus malu dengan kondisi masyarakat yang hidup di tengah jalan rusak dan infrastruktur yang menyedihkan,” tambahnya.

PTFI tidak bisa hanya memberikan bantuan skala kecil, sementara emas dan tembaga terus dieksploitasi dalam jumlah besar.

“PTFI tidak bisa hanya memberikan bantuan kecil, sementara hasil tambang terus mereka ambil dalam jumlah besar. Ini waktunya bagi Freeport untuk lebih bertanggung jawab,” lanjutnya.

Ia meminta agar PTFI dan pemerintah daerah segera merancang solusi berkelanjutan guna memastikan masyarakat Amungme benar-benar merasakan manfaat dari keberadaan tambang di wilayah mereka. Redaksi

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Buka Whastap
Klik disini Untuk Hubungi Kami ?
Admin Nemangkawi Pos
Hello Kak
Ada Yang Bisa Kami Bantu?