PMII Mimika Mendesak Panglima TNI Agar Mengambil Sikap Tegas Terhadap Anggota TNI Yang Melakukan Penganiayaan Terhadap Warga Sipil Papua

Foto : Ketua PMII Mimika, Abdullah Rahman Bugis.

banner 120x600

TIMIKA,nemangkawipos.com – Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Mimika Abdullah Rahman Bugis, merespons beredarnya video penyiksaan terhadap warga sipil Papua yang dilakukan anggota TNI.

Ketua PMII Mimika Abdullah Rahman Bugis, mendesak Panglima TNI Republik Indonesia agar mengambil tindakan tegas terhadap anggota TNI yang melakukan penganiayaan terhadap warga sipil Papua.

“Kami mendesak Panggilan TNI untuk mengambil tindakan tegas terhadap anggota TNI yang melakukan penganiayaan terhadap warga sipil Papua, dan mengusut tuntas  kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh,” kata Abdullah dalam keterangan resminya, Senin (25/3/2024).

Baca Juga :

Pasalnya, Abdullah beranggapan kejadian tersebut merupakan penyiksaan kejam yang merusak naluri keadilan, serta menginjak-injak perikemanusiaan yang adil dan beradab.

“Tidak seorangpun di dunia ini, termasuk di Papua, boleh diperlakukan tidak manusiawi dan merendahkan martabat, apalagi sampai menimbulkan hilangnya nyawa,” tegasnya.

Atas kejadian tersebut, ia menilai, pernyataan para petinggi TNI yang mengedepankan kemanusiaan seolah menjadi tidak ada artinya.

“Pernyataan-pernyataan petinggi TNI dan pejabat pemerintah lainnya soal pendekatan kemanusiaan maupun kesejahteraan menjadi tidak ada artinya sama sekali. Diabaikan oleh aparat di lapangan,” ucapnya.

Abdullah pun menyebut tindakan tersebut bisa terulang karena selama ini tidak ada penghukuman atas anggota yang terbukti melakukan kejahatan penculikan, penyiksaan, hingga penghilangan nyawa.

“Bantahan Pangdam Cendrawasih adalah contoh pernyataan yang terkesan menutupi. Reaksi ini bisa membuat bawahan merasa dilindungi atasan saat terlibat kejahatan,” ujarnya.

Ia pun kembali menekankan bahwa aksi penganiayaan warga sipil Papua yang diduga dilakukan anggota TNI tersebut merupakan penyiksaan serius dan mengandung rasisme yang kuat.

“Selain semua pelaku non-Papua, coba dengar kata-kata makian pelaku sambil terus menyiksa. Kejam dan rasis,” ungkapnya.

 

banner 325x300
Buka Whastap
Klik disini Untuk Hubungi Kami ?
Admin Nemangkawi Pos
Hello Kak
Ada Yang Bisa Kami Bantu?