Example floating
Example floating
Kesehatan

dr. Moses Untung: Puskesmas Timika Layani Hingga 300 Pasien Per Hari, Butuh Pemekaran Wilayah Layanan

294
×

dr. Moses Untung: Puskesmas Timika Layani Hingga 300 Pasien Per Hari, Butuh Pemekaran Wilayah Layanan

Sebarkan artikel ini

Capt: dr. Moses Untung – Kepala Puskesmas Timika. Host: Vera Chalik Produksi: Nemangkawi Pos – Sa Bicara Fakta Video lengkap dapat ditonton di YouTube: Nemangkawipos_TV Online

Example 468x60

TIMIKA, Nemangkawipos.com – Kepala Puskesmas Timika, dr. Moses Untung, mengungkapkan bahwa pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Timika kini semakin padat dengan jumlah kunjungan pasien mencapai 250 hingga 300 orang per hari. Kondisi ini, menurutnya, menunjukkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar di wilayah pusat kota Timika.

“Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Timika mencapai sekitar 98 ribu jiwa, atau hampir 33 persen dari total penduduk Kabupaten Mimika. Padahal, menurut standar Kementerian Kesehatan, satu puskesmas idealnya melayani maksimal 30 ribu penduduk. Artinya, wilayah ini sudah seharusnya dimekarkan menjadi tiga puskesmas baru,” jelas dr. Moses.

Ia menyebut, total tenaga kesehatan yang aktif di Puskesmas Timika mencapai sekitar 100 orang, terdiri atas tenaga medis, perawat, dan staf pendukung lainnya. Namun jumlah tersebut dinilai belum cukup untuk melayani masyarakat secara optimal.

Baca Juga :

Layanan Berbasis Siklus Hidup

  1. Moses menjelaskan, sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan, Puskesmas Timika kini menerapkan pendekatan layanan primer berbasis siklus hidup, yang mencakup lima klaster utama:
  2. Ibu hamil, bayi, balita, anak usia sekolah, dan remaja.
  3. Usia dewasa dan lansia.
  4. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular.
  5. Kesehatan lingkungan.
  6. Pelayanan penunjang, seperti laboratorium, farmasi, gigi-mulut, gawat darurat, dan administrasi pendaftaran.

“Dengan sistem ini, setiap kelompok usia mendapatkan layanan yang berkesinambungan dan terintegrasi, mulai dari upaya promotif, preventif, hingga kuratif,” kata dr. Moses Untung saat berbincang dalam podcast Nemangkawipos: Sa Bicara Fakta, Kamis (23/10/2025).

Malaria Masih Jadi Penyakit Dominan

Moses menyebut malaria masih menjadi penyakit menular paling tinggi di wilayah Timika, disusul ISPA, diare, dan TBC, serta meningkatnya kasus hipertensi dan diabetes.
Menurutnya, faktor lingkungan dan perilaku masyarakat sangat memengaruhi tingginya kasus penyakit tersebut.

“Kami fokus pada upaya promotif dan preventif — seperti edukasi, pemberdayaan kader kesehatan, penyemprotan sarang nyamuk, serta pengendalian lingkungan. Tapi keberhasilan pengendalian penyakit sangat bergantung pada partisipasi lintas sektor dan kesadaran masyarakat sendiri,” tegasnya.

Penguatan Posyandu dan Layanan Terpadu

Puskesmas Timika juga mendorong penguatan Posyandu sebagai pusat layanan kesehatan terdekat di tingkat kampung dan kelurahan.
Saat ini, sejumlah Posyandu telah dikembangkan menjadi pilot project layanan terpadu, tidak hanya untuk ibu dan anak, tetapi juga untuk remaja, lansia, dan pelayanan dasar lainnya.

“Masih banyak masyarakat yang menganggap Posyandu itu milik Puskesmas. Padahal sebenarnya milik masyarakat, dikelola masyarakat. Kami hanya membackup agar Posyandu bisa berjalan sesuai fungsinya,” jelasnya.

Dengan penguatan Posyandu, pasien tidak perlu lagi antre panjang di Puskesmas untuk sekadar mengambil obat atau melakukan pemeriksaan ringan, karena pelayanan tersebut bisa diakses di Posyandu terdekat

Pelayanan Berbasis Digital dan Dukungan Dukcapil

Moses juga menjelaskan bahwa Puskesmas Timika kini sudah menerapkan pelayanan elektronik tanpa kertas, mulai dari pendaftaran hingga pelayanan farmasi. Hal ini mempercepat proses pelayanan dan meningkatkan efisiensi administrasi pasien.

Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) untuk membantu masyarakat yang belum memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK), khususnya warga asli Papua.

“Kami rutin berkoordinasi dengan Dukcapil agar pasien yang belum memiliki NIK bisa difasilitasi. Bahkan, untuk ibu yang melahirkan, sebelum pulang dari Puskesmas sudah bisa mendapatkan akta kelahiran dan Kartu Keluarga,” ujarnya.

Layanan Gawat Darurat 24 Jam

Menjawab kebutuhan masyarakat, Puskesmas Timika kini memiliki unit gawat darurat dan layanan persalinan 24 jam.
Namun, dr. Moses menekankan bahwa pelayanan darurat hanya diprioritaskan bagi pasien dalam kondisi kritis, sementara pelayanan umum tetap disarankan dilakukan pada jam operasional reguler.

“Kami berupaya agar akses pelayanan semakin dekat dan cepat. Tapi kami juga berharap masyarakat menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan, karena keberhasilan pelayanan kesehatan tidak bisa hanya mengandalkan tenaga medis, melainkan harus dimulai dari rumah,” tutupnya.

Demikian perbincangan kita dalam program “Sa Bicara Fakta” bersama Nemangkawi Pos. Untuk mengetahui pembahasan lengkapnya, pemirsa bisa menonton video selengkapnya di YouTube Nemangkawipos_TV Online. Ikuti terus kanal kami untuk update berita dan kisah inspiratif lainnya.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *