Example floating
Example floating
Pemerintahan

Dogiyai Wakili Papua Tengah di Festival Budaya Internasional di Kupang

166
×

Dogiyai Wakili Papua Tengah di Festival Budaya Internasional di Kupang

Sebarkan artikel ini

Capt: Asisten II Setda Dogiyai, Natalis Agapa, SE., M.Si., melepas peserta Festival Budaya Internasional asal Kabupaten Dogiyai di halaman Kantor Bupati Dogiyai, Senin (3/11/2025). Foto: Marsel Dou / Yohanes You

Example 468x60

DOGIYAI, Nemangkawipos.com — Sebanyak 25 orang perwakilan dari Kabupaten Dogiyai, terdiri atas 20 pelajar SMA/SMK dan 5 pendamping, resmi diberangkatkan untuk mewakili Provinsi Papua Tengah dalam Festival Budaya Tingkat Internasional yang digelar di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan diikuti oleh 17 negara di dunia.

Pelepasan kontingen dilakukan oleh Asisten II Setda Kabupaten Dogiyai, Natalis Agapa, SE., M.Si., yang mewakili Bupati Dogiyai, Yudas Tebai, S.Pd., M.Si., di halaman Kantor Bupati Dogiyai, Senin (3/11/2025).

Kontingen budaya Dogiyai ini sebelumnya meraih juara umum pada Festival Budaya tingkat Provinsi Papua Tengah, yang diikuti delapan kabupaten.

Baca Juga :

“Kita bangga bahwa Kabupaten Dogiyai bisa mewakili Provinsi Papua Tengah di tingkat internasional. Atas nama pemerintah, kami menyampaikan terima kasih kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Dogiyai yang telah bekerja keras mempersiapkan dan mengantarkan peserta hingga ke ajang ini,” ujar Natalis Agapa dalam sambutannya.

Didampingi Kepala Dinas Dikpora dan sejumlah pimpinan OPD, Natalis Agapa mengingatkan pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan budaya Suku Mee yang kian tergerus oleh modernisasi.

“Budaya kita semakin hilang. Kalian inilah penerusnya. Kita bangga karena kalian akan menunjukkan budaya kita di tingkat internasional. Semua ini karena campur tangan Tuhan,” ucapnya.

Ia menambahkan, banyak masyarakat di luar Papua hanya mengenal budaya suku Mee melalui media. Karena itu, keikutsertaan kontingen Dogiyai menjadi kesempatan untuk memperkenalkan koteka (moge), noken, dan tarian adat Mee di panggung dunia.

“Orang luar akan tahu dan melihat langsung bahwa koteka, noken, dan tarian adat itu berasal dari Indonesia, Provinsi Papua Tengah, Kabupaten Dogiyai, suku Mee. Ini mengangkat nama baik daerah kita,” ujarnya.

Natalis juga berpesan agar para peserta menjaga sikap dan kesehatan selama perjalanan dan kegiatan, serta selalu mengandalkan Tuhan.

“Kami harap kalian tampil maksimal dan kembali dengan selamat. Tuhan dan alam Dogiyai menyertai kalian,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Dogiyai, David Goo, S.Pd., menjelaskan bahwa kontingen ini terdiri atas 20 peserta, 4 pendamping, dan 1 perwakilan dari Dispora Dogiyai.

“Awalnya festival nasional akan digelar di Jakarta dan Yogyakarta, namun batal. Akhirnya kami diundang langsung ke Festival Budaya tingkat internasional di Kupang,” jelasnya.

Dalam festival tersebut, para peserta Dogiyai akan menampilkan seni tari gabungan dari delapan kabupaten di Papua Tengah dengan durasi 15 menit.

“Tarian ini merupakan perpaduan gerak dari delapan kabupaten, dimulai dari tarian Dogiyai lalu berlanjut ke kabupaten lain. Anak-anak sudah siap tampil maksimal,” pungkas David Goo optimistis.

(Marsel Dou / Yohanes You)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *