Example floating
Example floating
Example 728x250
organisasi

Kelangkaan BBM dan Antrean Panjang di SPBU: Tanda Alarm Bagi Pemerintah

301
×

Kelangkaan BBM dan Antrean Panjang di SPBU: Tanda Alarm Bagi Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Oleh Febri Setiawan Tamsir Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Persiapan Mimika Timika, 8 Oktober 2025

Example 468x60

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di berbagai SPBU di Timika dalam beberapa hari terakhir telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Antrean kendaraan mengular hanya untuk mendapatkan beberapa liter bensin. Tidak hanya waktu yang terbuang, tetapi juga produktivitas terganggu, terutama bagi masyarakat yang menggantungkan hidup di sektor transportasi.

Pemandangan antrean panjang ini bukan hal baru di negeri ini. Namun, sangat disayangkan bahwa kejadian yang terus berulang seolah belum menjadi pelajaran berarti bagi pihak terkait, terutama pemerintah dan penyedia BBM.

Kelangkaan BBM Bukan Sekadar Masalah Teknis

Baca Juga :

Pihak Pertamina kerap menyebut bahwa gangguan distribusi atau keterlambatan pasokan menjadi penyebab utama kelangkaan. Namun, jika masalah ini terus terjadi tanpa solusi jangka panjang, publik berhak mempertanyakan: apakah persoalannya benar-benar teknis, atau ada masalah sistemik dalam pengelolaan energi kita?

BBM adalah kebutuhan dasar masyarakat. Tanpa pasokan yang stabil, roda ekonomi terganggu. Dari sopir angkot, ojek online, hingga pengusaha logistik — semuanya terdampak langsung. Ketika distribusi macet, bukan hanya kendaraan yang berhenti, tetapi harga-harga barang pun bisa melonjak karena biaya distribusi meningkat.

Antrean Menggambarkan Ketidakpastian

Antrean panjang yang terjadi di sejumlah SPBU di Timika sejak 3 hingga 8 Oktober menggambarkan hal yang lebih serius: ketidakpastian. Masyarakat tidak tahu kapan pasokan BBM akan kembali normal karena tidak ada informasi resmi yang jelas dan transparan.

Dalam situasi seperti ini, wajar jika masyarakat mulai panik dan memborong BBM ketika sempat mendapatkannya. Pemerintah seharusnya tidak hanya hadir dengan imbauan agar warga tidak panik, tetapi melalui langkah nyata dan cepat: memastikan stok mencukupi, mempercepat distribusi, serta memberikan informasi yang jujur kepada publik.

Transparansi dan Solusi Jangka Panjang

Krisis semacam ini seharusnya menjadi momen refleksi. Sudah saatnya pemerintah membangun sistem distribusi energi yang lebih tangguh dan transparan. Jika benar ada kendala distribusi, tunjukkan data dan penjelasan yang logis kepada publik. Jika ada persoalan dengan kuota atau anggaran subsidi, jelaskan secara terbuka agar masyarakat memahami konteksnya.

Ke depan, diversifikasi energi dan percepatan penggunaan bahan bakar alternatif harus menjadi prioritas. Ketergantungan pada BBM fosil mesti dikurangi secara bertahap.

Kesimpulan: Jangan Biarkan Masyarakat Terus Mengantre

Antrean panjang di SPBU bukan sekadar soal kurangnya pasokan BBM. Ia merupakan simbol sistem yang belum berjalan optimal. Ketika masyarakat kehilangan waktu, penghasilan, dan rasa aman hanya demi sebotol bensin, maka itu tanda bahwa negara harus segera bertindak.

BBM boleh saja langka, tetapi jangan sampai kepercayaan publik ikut menghilang.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *