TIMIKA, nemangkawipos.com – Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas Perhubungan menargetkan penyelesaian pembangunan Lapangan Terbang (Lapter) Hoya di Distrik Hoya pada tahun 2025. Proyek ini masuk dalam 10 proyek strategis daerah yang mendapat pengawasan ketat dari Inspektorat Daerah dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagaimana diatur dalam SK Bupati Mimika Nomor 110 Tahun 2025.
Kepala Bidang Perhubungan Udara, Elcardobes Sapakoly atau yang akrab disapa Eko, menjelaskan bahwa pembangunan lapter dilakukan secara bertahap. Adapun pembangunan lapter hoya tahun anggaran 2024 seluruh pekerjaan yang tertuang dalam kontrak telah diselesaikan sesuai volume yang direncanakan.
“Tahun ini dilanjutkan lagi dengan tambahan anggaran untuk penyelesaiannya” ujar Eko saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (18/6/2025).
Untuk tahun anggaran 2025, Dinas Perhubungan mengalokasikan dana sebesar Rp35 miliar, yang mencakup pembangunan fisik serta pengadaan alat penunjang.
“Seluruh proses tender dilakukan secara terbuka dan profesional oleh tim pokja, sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku,” tambahnya.
Eko menekankan bahwa anggaran besar tersebut tidak hanya untuk pembangunan fisik bandara, tetapi juga untuk biaya pengangkutan alat berat dan material melalui jalur udara. Medan di Distrik Hoya yang sulit dijangkau mengharuskan semua logistik diangkut menggunakan helikopter berkapasitas besar.
“Kami mewajibkan penyedia jasa memiliki MoU dengan operator helikopter berkapasitas minimal 3,5 ton. Helikopter kecil dengan kapasitas 450 kg tidak memungkinkan mengangkut alat berat. Ini salah satu penyebab biaya menjadi tinggi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Eko mengungkapkan bahwa bandara Hoya dirancang untuk tidak hanya melayani pesawat kecil seperti Pilatus, tetapi juga pesawat yang lebih besar seperti PAC dan Cessna Grand Caravan, dengan target panjang landasan pacu 550 meter.
“Target kami, tahun ini bandara selesai dan siap dilakukan landing test. Tapi ini bukan pekerjaan mudah selain medannya berat, kondisi keamanan di lokasi juga menjadi tantangan,” ujarnya.
Eko pun meminta dukungan dan kesabaran dari masyarakat Distrik Hoya karena kehadiran bandara ini akan menjadi akses vital menuju wilayah pedalaman Mimika, serta membuka peluang konektivitas dan ekonomi yang lebih luas ke depan.