TIMIKA, nemangkawipos.com – Perempuan politisi muda Windi Kalbi, S.E, mengajak kaum perempuan ikut serta aktif berpartisipasi dalam Pemilu 2024 sebagai tiang demokrasi. Keberadaan pemilih perempuan tidak bisa disepelekan. Dari daftar 204,81 juta jiwa pemilih tetap yang ditetapkan KPU, sebanyak 102,58 juta atau lebih dari 50 persen adalah pemilih perempuan.
“Dengan adanya partisipasi perempuan dalam memberikan hak pilihnya, masa depan demokrasi kita akan terjaga dengan baik. Kehadiran perempuan akan membuat para pemimpin maupun pemangku kebijakan selalu waspada dalam menjalankan amanah yang diberikan. Karena jika mereka salah langkah, ada kaum perempuan yang siap menegurnya,” Pungkas Windi dalam keterangannya, Kamis (11/01/2024).
Caleg DPRD Kabupaten Mimika Partai PKB Dapil 4 nomor urut 3 Distrik Wania, kabupaten Mimika. Windi menuturkan dari perspektif komposisi demografi, berdasarkan Proyeksi Penduduk Interim 2020-2023, persentase penduduk laki-laki mencapai 50,6 persen, hampir sama banyaknya dengan jumlah penduduk perempuan sebanyak 49,4 persen. Jumlah penduduk perempuan yang hampir seimbang dengan jumlah penduduk laki-laki tersebut, semakin mendorong argumentasi tentang urgensi peran politik perempuan di Indonesia.
“Dalam konteks Pemilu 2024, partisipasi politik perempuan memiliki peran yang strategis. Karena suara perempuan dibutuhkan untuk mengoptimalkan kuota 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen. Namun, meski keterlibatan perempuan dalam parlemen sudah meningkat hingga mencapai 21,9 persen, tetapi masih belum optimal memenuhi kuota 30 persen yang disediakan bagi keterwakilan perempuan di parlemen,” kata Windi.
Ia menambahkan, menyadari besarnya potensi pemilih perempuan, para Caleg harus mengedepankan program-program yang pro kaum perempuan. Semisal, menyentuh hati perempuan dengan program-program ekonomi kerakyatan, tersedianya akses pendidikan serta terjaminnya kesehatan agar bisa menarik perempuan memberikan hak pilihnya pada Pemilu 2024.
“Hak untuk dipilih dan memilih ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh perempuan. Daya sensitivitas tinggi yang dimiliki perempuan sangat dibutuhkan untuk memilih para pemimpin pada Pileg dan Pilpres 2024. Dengan jumlah pemilih yang sangat besar, perempuan bisa mengubah bandul politik ke arah yang lebih baik atau bahkan sebaliknya,” pungkas Windi.