BOGOR, nemangkawipos.com – Pengurus Pusat perkumpulan mahasiswa indonesia ( PP – PMI ) kembali menggelar aksi pada Rabu 6 niovember 2024 di depan kantor bupati bogor , PP-PMI mengkritisi bangunan Resto asep strawberry puncak yang tidak kunjung di bongkar juga.
PP-PMI menilai keputusan Pemerintah kabupaten Bogor untuk tidak membongkar bangunan resto asep strawberry puncak ini jelas jelas menimbulkan rasa ke tidak adilan, dan syarat tanda tanya ada apa dan siapa di belakang resto asep strawberry sehingga dengan gagah nya bangunan itu masih berdiri.
“Ini aksi kami kedua kalinya, dan ini bukan aksi yang terakhir, kita akan terus turun ke jalan sampai resto asep strawberry puncak di robohkan, kalau tidak di robohkan juga maka kami meminta pemkab bogor menjadikan resto asep strawberry puncak menjadi museum ketidak adilan, dimana pada resto itu perlu di kenang sebagai bentuk ketidak adilan yang nyata pada rakyat kecil di kabupaten bogor” ucap syahrul pada aksi demonstrasi yanh di lakukan pada tengah malam pukul 23.30 di depan kantor bupati bogor tersebut.
Ali Moma ketua umum PP-PMI menjelaskan “luar biasa memang bangunan resto asep strawberry puncak ini bahwa sampai detik ini tidak di bongkar juga, kalau logika pemkab bogor yang memberi alasan resto asep strawberry sedang mengurus izin sehingga karena itu dia tidak di bongkar maka hanya tinggal tunggu waktu kawasan puncak bogor akan makin tidak tertata,” unjarnya.
Dalam aksi yang nekat di lakukan di malam hari di depan kantor bupati bogor ini PP-PMI melakukan bakar lilin, tabur bunga dan pelemparan strawberry di halaman kantor bupati bogor ini, Ali Moma menambahkan “kami sengaja melakukan aksi saat malam hari bukan karena kami tidak paham aturan, tapi kami kecewa melihat perkara ini yang seolah olah mengangkangi peraturan yang ada, dan aksi tabur bunga itu simbol matinya keadilan di kabupaten bogor ini serta pelemparan strawberry juga sebagai simbol bahwa resto asep straberry puncak lah sebagai simbol matinya keadilan tersebut”
“Kami akan kembali melakukan aksi, kembali pada rabu 15 november 2024 kalau bangunan tersebut tidak di bongkar juga, dan kami akan melakukan aksi diam dan menginap di jalan kertanegara agar presiden tau dan bisa berpihak pada keadilan untuk rakyat kecil di puncak bogor” tutup syahrul mengakhiri aksi tersebut.