TIMIKA, nemangjawipos.com – Menjelang kontestasi Pemilihan Kepala daerah Tahun 2024, mantan Penjabat bupati Mimika, Athanasius Allo Rafra mengemukakan pendapatnya terkait sosok figur yang tepat untuk memimpin Kabupaten Mimika periode 2024-2029.
Sebagai mantan Penjabat Bupati Mimika, tentunya Athanasius Allo Rafra memiliki pilihan politik dengan mempertimbangkan banyak aspek termasuk kompetensi setiap bakal calon kepala daerah di Kabupaten Mimika.
Mengenai Pilkada di Mimika, pada November mendatang maka sesuai dengan aspirasi Majelin Rakyat Papua (MRP) terkait Kepala daerah yang harus dijabat oleh Orang Asli Papua. Sebagai orang non Papua harus mendukung dan mengutamakan Orang Asli Papua untuk menjadi Kepala daerah sehingga bisa menjadi tuan di negeri sendiri.
Sekalipun Undang undang Otonomi Khusus tidak menyatakan secara jelas bahwa bupati dan wakil bupati harus orang Papua tetapi sebagai orang yang telah datang mencari makan di Papua, harusnya mendukung orang asli Papua sebagai Kepala daerah. Pandangan ini datang dari Pria kelahiran Fak-fak 1948, Athanasius Allo Rafra saat ditemui pada Selasa, 13/08/24 di kediamannya.
Calon kepala daerah yang akan maju di kontestasi tidak boleh menganggap bahwa pernah diangkat menjadi anak adat sebagai alasan, ataupun dalil-dalil yang mencari jalan untuk bisa menjadi bupati.
“Kita orang non Papua tidak boleh mencari-cari alasan untuk bisa menjadi bupati karena darah ini tidak bisa menipu” Tuturnya.
Dari beberapa figur yang digadang-gadang akan berkontestasi di Pilkada Mimika, mantan Penjabat Bupati Mimika Tahun 2007-2008 tersebut menilai bahwa Maximus Tipagau, dan Peggi Patricia Pattipi, adalah figur yang tepat untuk memimpin Mimika untuk periode 2024-2029.
Untuk itu, Ia mengajak seluruh elemen masyarakat yang hidup dan mencari makan di Mimika agar menggunakan hati nurani untuk memilih pemimpin yang tepat.
Selain menyampaikan pandangannya mengenai kontestasi Pilkada Tahun 2024, Ia juga menyentil terkait program Pemerintah Daerah saat ini. Ia mengungkapkan bahwa saat menjabat sebagai Penjabat Bupati Mimika, dengan mengelola anggaran 800 Milyar, ada banyak proyek yang bisa dibangun. Berbeda yang periode sebelumnya, saat ini pemerintah mengelola Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang sangat besar yakni 7,5 Trilyun tetapi masyarakat hampir tidak merasakan pembangunan.
Pria yang akrab disapa Allo Rafra itu, menambahkan bahwa jika dilihat, banyak orang asli Papua begitu tertekan dan menderita saat ini. Seharusnya dengan anggaran yang begitu besar, pemerintah harus memiliki satu tekad dan niat yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Adventorial)